Jumat, 13 April 2012

INDUSTRI SAWIT MALAYSIA KURANG TENAGA KERJA


KUALA LUMPUR--MICOM: Industri minyak sawit Malaysia menghadapi masalah terkait produksi berkelanjutan dan berkurangnya tenaga kerja di tengah makin besarnya peran sektor ini terhadap perekonomian Malaysia, demikian laporan Oxford Business Group, Selasa (12/7). 

Dalam laporan Economi Updates seperti dikutip Bernama, OBG mengatakan, dengan produksi lokal yang diperkirakan jenuh, sementara panen di Indonesia yang merupakan produsen nomor satu dunia di atas rata-rata, total pendapatan dari sektor ini diperkirakan stabil pada 2011. 

Kontribusi industri minyak sawit terhadap perekonomian Malaysia diestimasikan sekitar delapan persen dari PDB dengan total produksi hanya mencapai 17 juta ton, dan menempatkannya sebagai produsen terbesar kedua setelah Indonesia. 

OBG mengatakan, Dewan Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi bisa mencapai 17,6 juta ton, sedikit turun dibanding produksi 2009 yang tercatat 17,7 juta ton. 

"Sebagian besar produksi ditujukan ke pasar ekspor, sebanyak 16,7 juta ton dikapalkan kepada pembeli luar negeri pada  2010," katanya. 

Meski demikian, kata OBG, perkiraan pasar akan naiknya produksi pada semester kedua 2011 telah mendorong harga turun. Kondisi itu  diperparah dengan ongkos produksi yang meningkat dan kemungkinan berkurangnya tenaga kerja. 

"Dengan ekonomi Indonesia yang tengah booming dan upah buruh naik, Malaysia berjuang untuk menarik pekerja asing dan menahan mereka yang sudah aktif di sektor ini. 

"Produsen bisa menghadapi masalah ini dengan menaikkan upah, namun langkah ini akan mendorong kenaikan harga di pasar atau berkurangnya keuntungan serta pendanaan untuk investasi pada masa mendatang," kata OBG. (Ant/OL-2) 

0 komentar:

Posting Komentar